“Di game pertama, saya memang sempat memimpin dan terus berbalik, mencoba mengejar lagi, ya ternyata memang malah kalah. Padahal saya sebenarnya berfikir harus bisa meraih kemenangan game pertama,” ujar atlet yang akrab disapa Jo ini.
Ia pun menuturkan usai kekalahannya di game pertama, ia kemudian mencoba untuk bermain dengan pola yang lebih sederhana. “setelah kalah di game pertama, berikutnya saya mencoba untuk berfikir lebih simple. Yang penting saya bisa menahan permainan Bang Alam, dan ternyata ini lebih ampuh dan dia mulai kecapean,” lanjutnya.
Disisi lain, Alamsyah pun menuturkan bahwa stamina menjadi salah satu faktor kekalahannya hari ini. “Di semifinal saya bermain lama, memang belum benar-benar recovery, tapi disisi lain Jonatan memang bermain bagus. Saya sendiri bangga, Indonesia bisa memiliki bibit yang bagus. Semoga kedepannya dia bisa menjadi pengganti kami dan bisa lebih berprestasi lagi,” ujar Alamsyah.
Jonatan pun menuturkan bahwa apa yang telah dicapainya hari ini tak lantas membuat dirinya puas. Ia mengaku memang telah melampaui target yang dibebankan pelatih. “Target dari pelatih memang semifinal. Tapi saya berusaha untuk bisa menampilkan yang terbaik, di turnamen kali ini pun saya merasa lebih diuntungkan karena dari babak awal saya bertemu dengan pemain yang seangkatan. Dan di final ini saya senang karena semua permainan saya bisa keluar,” ujarnya.
Ini merupakan kali kedua Jonatan bisa mengatasi Alamsyah. Pertemuan pertama keduanya terjadi di ajang Indonesia Challenge tahun 2013 lalu di Surabaya, kala itu, Jonatan pun mampu mengatasi Alamsyah.