Jalannya pertandingan yang dihelat di lapangan satu Gedung Olahraga (GOR) Senaman Mantikei tersebut sebelumnya diperkirakan bakal berlangsung menarik, pasalnya, kekuatan keduanya memang seimbang dan pastinya keduanya telah saling mengetahui kelemahan dan kekuatan masing. Namun, Siti fadia Ramadhanti yang sesungguhnya lebih diunggulkan ternyata diluar dugaan bermain tidak dalam bentuk terbaiknya. Alhasil, Alya Rahma Mulyani menuntaskan game pertama dengan skor 21-10, dalam tempo yang tidak terlampau lama.
Berbanding terbalik dengan Siti Fadia Ramdhanti yang bermain buruk, Alya Rahma Mulyanti yang dalam babak semifinal menumbangkan unggulan pertama, Nasarani Dondokambey bermain sangat baik. Pebulutangkis berambut ikal tersebut berkali-kali merepotkan Fadia dengan pukulan-pukulan yang terukur dan penempatan bola yang terarah. Strategi bermain rely panjang yang diterapkan Alya sejak awal pertandingan memang sebuah strategi yang jitu guna menjinakkan Fadia, berkali-kali Fadia membuat kesalahan sendiri yang tentu saja menguntungkan Alya.
Setelah pengembalian bola Fadia menyangkut di net saat kedudukan 20-11 untuk keunggulannya, Alya akhirnya berhasil merengkuh gelar juara pertamanya semenjak bergabung dengan PB Djarum. Saat ditanyai mengenai pertandingan final melawan Fadia, Alya mengatakan dirinya bersyukur bisa menang cukup mudah. "Target saya memang juara, dan saya sebelum bertanding memang sudah merasa optimis bisa menang," tegasnya.