Di partai final, Nugroho berjumpa dengan Febriyan Irvannaldy dari PB Hi Qua Wima. Di pertarungan yang digelar di GOR Semen Padang pada Sabtu (25/10), Nugroho berhasil menang tipis 21-19 di game pertama, namun penampilan kurang begitu baik ia tampilkan di game kedua dan membuatnya memutuskan untuk melepas game kedua. Ia kalah 13-21.

“Di game pertama saya berusaha untuk bermain sabar, dan akhirnya bisa menang. Saat di game kedua, saya tertinggal terlalu jauh jadi saya memutuskan untuk melepas game kedua,” ujar Nugroho usai laga.

Game penentuan seakan sepenuhnya menjadi milik Nugroho. Atlet yang mulai kembali bertarung di tangga Djarum Sirnas tahun 2013 lalu ini, berhasil menggebrak dengan memimpin 11-2 di interval. Ia pun akhirnya meraih gelar perdana setelah tahun 2013 itu, dengan skor meyakinkan 21-11.

“Di game ketiga saya berusaha langsung menekan, dan strategi ini berhasil. Tentunya saya senang akhirnya bisa memecahkan kebuntuan dan kembali menjadi juara setelah tahun 2013 lalu saya baru mulai kembali bersaing di Sirnas, karena dua tahun sebelumnya saya tidak berada di Indonesia,” tuturnya.

Sementara di sektor tunggal taruna putra, Redy Perdana akhirnya bisa mencapai targetnya untuk bisa juara di tempat kelahirannya. Redy berhadapan dengan wakil PB Mutiara Cardinal, M Lutfi Erlangga. Mendapat dukungan penuh penonton di arena, Redy yang sempat terlihat beberapa kali tertinggal akhirnya berhasil menang 21-18, 15-21 dan 21-18.

Di nomor tunggal putri sendiri, gelar juara berhasil dibawa pulang oleh pebulutangkis PB Semen Gresik, Aprilia Yuswandari yang berhasil menundukkan atlet PB SGS PLN, Elisabeth Purwaningtyas dengan 21-18 dan 21-14.