Rehan yang kini membela klub Mutiara Cardinal Bandung, sedikit berbagi cerita kepada tim Djarumbadminton.com di sela-sela turnamen yang sedang ia ikutinya saat ini, yakni Djarum Sirkuit Nasional (Djarum Sirnas) Li-Ning Jawa Tengah Open 2016, di Gelora USM Semarang, yang hari ini, Kamis (27/10) sudah memasuki hari keempat.
“Badminton bukan cita-cita saya pas waktu kecil, tetapi saya bercita-cita ingin menjadi pemain bola. Tetapi orang tua tidak mendukung untuk saya menjadi pemain bola, apa boleh buat saya pun mengalah dan ikuti keinginan mereka.” ujar Rehan menceritakan awal perjalanan karirnya.
Tak hanya itu, Rehan pun berbagi cerita awal mulanya dirinya dikenalkan dengan dunia bulutangkis.
“Ketika kelas dua SD sekitar saya usia delapan tahun, saya mulai dikenalkan dengan dunia bulutangkis, dan waktu itu PB Bumi Bhakti menjadi klub pertama saya berlatih. Pada tahun 2011, saya mengikuti audisi di klub Mutiara dan langsung keterima. Tetapi saya sempat sedikit hilang harapan karena belum pernah juara selama kurang lebih satu tahun di Mutiara. Barulah pas saya bersaing di Pemula akhir U15, saya bisa juara untuk pertama kalinya di Djarum Sirnas Lampung. Itu hal yang paling tidak bisa saya lupakan sampai saat ini,” ungkap Penggemar Taufik Hidayat itu.
“Lama-kelamaan saya malah jadi suka dengan olahraga ini, dan jadi kepikiran untung gak milih main sepak bola, karena kalau jadi pemain bola belum tentu saya jadi pemain inti, bisa saja kan jadi cadangan,” tambahnya.
Sepanjang tahun 2016 ini, Rehan yang baru bersaing di level taruna tersebut, sudah mengantongi dua gelar juara Djarum Sirnas. Yakni di seri Sulawesi Selatan dan Jawa Barat. Rehan pun bertekad, jika dirinya ingin mempunyai masa depan yang sukses di bulutangkis.
“Semoga masa depan saya di bulutangkis bisa sukses, dan bisa juara Olimpiade,” tutup Rehan.