Prestasi bulutangkis Indonesia sempat “mati suri” di tahun 2012. Pada dua ajang bulutangkis bergengsi, yaitu Piala Thomas dan Uber serta Olimpiade London, Indonesia harus puasa gelar. Sejak itu, terjadi perombakan struktur organisasi, bongkar pasang pemain, dan perbaikan pola latihan dalam pembinaan bulutangkis Indonesia. Tak sia - sia, di tahun 2013, bulutangkis Indonesia mulai bangkit.
Bulutangkis kembali mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Pada ajang Kejuaraan dunia 2013 di Guangzhou, China, Indonesia meraup dua gelar sekaligus dari nomor ganda putra dan ganda campuran yang dipersembahkan pasangan M. Ahsan / Hendra Setiawan serta Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir. Kemenangan ini dirayakan dengan sukacita oleh masyarakat Indonesia khususnya para pecinta bulutangkis. Para peraih juara dunia itu dikirab menyusuri jalanan protokol ibu kota Jakarta sebagai bentuk apresiasi. Kekuatan bulutangkis Indonesia saat ini tak bisa dipandang sebelah mata lagi. Kesuksesan Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia menjadi awal untuk kembali mendulang prestasi.
Dalam waktu dekat, tepatnya tanggal 3-9 Februari mendatang, turnamen Djarum Superliga Badminton 2014 akan digelar di DBL Arena, Surabaya. Turnamen ini menjadi salah satu ajang yang dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan bulutangkis Indonesia. Dengan tampil di kejuaraan ini akan banyak membawa manfaat bagi para atlet bulutangkis Indonesia yang memerlukan pengalaman bertanding dan mengukur hasil latihan. Mereka dapat terlecut untuk meningkatkan kualitas dan berlomba - lomba meraih prestasi.
"Saya melihat di jangka panjangnya ini adalah ajang yang bisa membina sehingga ke depannya kita bisa berjaya lagi," ujar Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan dalam acara jumpa pers Djarum Superliga Badminton 2014 di Hotel Kempinski, Jakarta.
Tahun lalu, klub asal Indonesia Musica Champion mampu bersaing melawan Malaysia Tiger yang dipenuhi skuad pemain nasional. Tomy Sugiarto dan Rendra Wijaya / Rian Sukmawan berhasil menyumbangkan poin dan membawa Musica Champion sebagai juara tim putra. Di tim putri, Jaya Raya Jakarta sukses menumpas Renesas Jepang dan keluar sebagai juara. Semangat juang Bellaetrix Manuputty dalam pertarungan tiga game menegangkan mengantarkannya sebagai penentu kemenangan Jaya Raya Jakarta. Kemenangan ini menunjukkan pemain bulutangkis Indonesia mampu bersaing. Tidak ada yang tidak mungkin terjadi di karpet hijau. Pemain nomor satu dunia sekalipun bisa terkalahkan jika memiliki semangat juang dan keyakinan juara yang tinggi. Hal ini menjadi modal menghadapi persaingan tingkat dunia.
Lewat penyelenggaraan Djarum Superliga Badminton tahun ini, Indonesia kembali meretas asa. Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan berharap, Kompetisi Djarum Superliga Badminton bisa membantu pencapaian target PBSI di tahun ini untuk Piala Thomas dan Uber pada bulan Mei serta Asian Games pada September.
Perkembangan bulutangkis Indonesia tak hanya melesat di lapangan, tapi juga prestasi di luar lapangan, yaitu dari segi penyelenggaraan turnamen bulutangkis. Pada tahun 2013, Djarum Indonesia Open Super Series Premier oleh Badminton World Federation (BWF) dinobatkan sebagai salah satu penyelenggaraan turnamen terbaik dunia. Bahkan, Jakarta, Indonesia juga dipercaya untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015 mendatang.
Penyelenggaraan Djarum Superliga Badminton juga diharapkan dapat mengikuti kesuksesan ajang kejuaraan bulutangkis sebelumnya. Dalam beberapa tahun ke depan Indonesia diharapkan dapat meraih kembali supremasi di ajang bulutangkis dunia yang tak hanya dikenal lewat kelilihaian para atlet-nya dalam mengayunkan raket, tapi juga piawai dalam menggelar event bulutangkis kelas dunia.