Berhadapan dengan Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong, Greysia/Rizki dipaksa bermain dalam drama tiga game 22-20, 13-21 dan 21-10.
“Di pertandingan saya bersama Rizki memang masih bisa dibilang beradaptasi, dan ini juga pertama kali kami bermain bersama. Tadi di lapangan masih cukup sering salah antisipasi, kami masih belum bisa membaca dan menghafal kebiasaan masing-masing. Lawan juga tidak bisa dibilang lemah, mereka ganda ketiga Thailand,” ujar Greysia usai laga.
“Puji Tuhan bisa menyumbang angka untuk Berkat Abadi, meskipun memang kami yakin bisa menang, tetapi kalau dari permainan, kami masih kurang puas,” tambahnya.
Djarum Superliga Badminton kali ini pun diakui Greysia menjadi sebuah keuntungan baginya. Ia bisa mendapatkan atmosfer pertandingan sebelum melakoni tur Eropa. “Dengan adanya Superliga ini tentu menjadi keuntungan bagi saya dan Rizki, karena sebelum berangkat ke All England, Jerman dan Swiss, kami memiliki kesempatan untuk merasakan atmosfer pertandingan dan sekaligus juga berlatih untuk turnamen nantinya,” ujar peraih medali emas Asian Games 2014 ini.
Greysia sendiri memiliki catatan gemilang di arena Djarum Superliga. Dirinya sukses membawa klub yang membesarkannya, Jaya Raya juara tiga kali beruntun sejak tahun 2013, 2014 dan 2015.
“Di turnamen ini saya juga dituntun untuk profesional, bagaimana tetap berusaha untuk semaksimal mungkin menampilkan permainan terbaik saya. Dulu saya selalu bela Jaya Raya, sekarang saya bela Berkat Abadi. Saya pun senang, melihat junior-junior saya yang saat ini bertanding untuk Jaya Raya. Ini menjadi sebuah sinyal baik dari Jaya Raya, memberikan kesempatan pemain junior untuk merasakan pertandingan beregu dan bermain melawan pemain-pemain terbaik yang ada di Indonesia, dan dari pemain dunia yang ada di sini,” pungkasnya.