"Saya memberi pengertian bahwa Olimpiade adalah paling prestisius dan hanya digelar empat tahun sekali. Jadi, mereka jangan sampai kalah karena hal-hal kecil. Atmosfer di Olimpiade ini sudah seperti final sejak awal, jadi melawan siapa pun harus fokus," ujarnya, seperti dilaporkan Kompas, Minggu (25/7).
Praveen/Melatih menyudahi perlawanan wakil Australia, Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville, Sabtu (24/7), di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, melalui rubber game 20-22, 21-17, 21-13.
Melati akhirnya tampil perdana di Olimpiade. Ketatnya persaingan di Olimpiade nyaris menghasilkan kekalahan bagi Praveen/Melati. Pengalaman tersebut menjadi bekal bagi Melati untuk menghadapi persaingan penyisihan grup yang kian berat.
Beruntung, pelanpelan kami bisa bangkit. Kuncinya, komunikasi terus sama Jordan dan saya terus menguatkan diri sendiri, banyak ngomong sama diri sendiri dan teriak," ujar Melatih, melalui tim Humas dan Media PP PBSI, dilansir media harian tersebut.
Praveen/Melati bakal menjalani pertandingan kedua melawan Mathias Christiansen/Alexandra Boeje asal Denmark, Minggu (25/7). Dalam dua pertemuan sebelumnya, pasangan asal PB Djarum itu selalu menang, namun dengan skor yang selalu ketat.