Proposal usulan perubahan sistem poin itu dikabarkan datang dari Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dan Asosiasi Bulutangkis Maladewa yang didukung Konfederasi Bulutangkis Asia (BAC). Usulan ini nantinya akan dilempar kepada semua anggota federasi dunia untuk melakukan pemungutan suara.
“Perubahan sistem poin 5x11 yang diusulkan adalah bagian dari visi saya untuk menjadikan bulutangkis lebih menarik dan meningkatkan nilai hiburan bagi pemangku kepentingan dan penggemar,” kata Presiden BWF, Poul-Erik Høyer dalam situs resminya, bwfbadminton.com.
“Terakhir kali topik ini diajukan, hal itu beresonansi dengan bagian penting dari Keanggotaan kami dengan keputusan yang sempit. Kami mengakui waktunya tidak tepat saat itu, tetapi saya senang melihat ini kembali didorong oleh Keanggotaan,” sambungnya menambahkan.
Lebih lanjut Poul-Erik menuturkan bahwa sistem perhitungan poin 5x11 ini baru akan diperkenalkan selepas gelaran Olimpiade Tokyo 2020, Juli hingga Agustus 2021 mendatang. “Ini hanya diusulkan untuk diperkenalkan setelah Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Jadi, saya yakin ini adalah waktu yang lebih baik untuk memengaruhi perubahan ini,” jelasnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari PP PBSI terkait kebenaran usulan perubahan sistem poin 5x11 yang dimaksud BWF. “Saya kontak Kabid Luar Negeri (Bambang Roedyanto) yang tengah ada di Tokyo dulu ya,” jawab Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI, Broto Happy kepada wartawan.