Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, BWF secara resmi telah mengambil kebijakan untuk pembekuan sementara ranking dunia terhitung sejak 31 Maret lalu hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pembekuan peringkat dunia ini juga tentunya berlaku bagi kelas junior (U-19).
BWF mulai membekukan ranking tersebut terhitung pada pekan ke-12 atau 17 Maret 2020, tepatnya selepas kejuaraan All England 2020 BWF World Tour Super 1000 berakhir. Klasemen ini tentunya akan menjadi acuan untuk pendaftaran serta penentuan status unggulan pada turnamen berikutnya, yang juga masih belum ditentukan kapan.
"Saya rasa freeze rangking ini adalah keputusan yang bijak dari BWF. Kita bisa memahami ini menjadi concern bagi para pemain,” kata Achmad Budiharto seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Di sisi lain, terkait pembekuan ranking dunia ini, tidak menutup kemungkinan jika hal tersebut akan sedikit memengaruhi kondisi kontrak kerjasama para atlet dengan pihak sponsor. Budiharto menjelaskan bahwa masing-masing sponsor tentunya memiliki kesepakatan yang tidak sama dengan setiap atlet yang mereka kontrak.
Misalnya, ada kontrak kerjasama yang berbunyi setiap atlet harus mengikuti sejumlah turnamen dalam satu tahun, berapa gelar juara yang diraih, hingga kesepakatan posisi ranking tertentu yang mampu dicapai atau dipertahankan atlet tersebut.
Perubahan jadwal turnamen tentunya akan berpengaruh besar terkait hal-hal di tersebut. Maka dari itu, PP PBSI akan membantu para atletnya untuk mendiskusikan poin-poin di atas dengan para sponsor. “Terkait kesepakatan dengan sponsor, PBSI juga akan membantu para atlet untuk mencari win-win solution ke pihak sponsor,” tuturnya.