Tiga ganda putra terbaik Indonesia ini berada di jajaran sepuluh besar dunia. Fajar/Rian bertengger di peringkat enam, Hendra/Ahsan di posisi kedua dan Kevin/Marcus masih tetap kokoh di urutan teratas.
“Ganda putra itu persaingannya bukan di level dunia saja, tapi di Pelatnas sendiri, kita saling bersaing dalam hal prestasi,” kata Fajar Alfian dalam siaran Instagram Live bersama akun resmi Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI), @badminton.ina, Sabtu (9/5).
Namun, sejak pertengahan Maret lalu, tepatnya selepas All England 2020 BWF World Tour Super 1000, persaingan ketiga pasangan ini untuk sementara harus ‘libur’ karena Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memutuskan untuk menunda semua jadwal kejuaraan akibat pandemi.
Saat ini, baik Fajar maupun yang lainnya tengah menjalani masa karantina tertutup di Pelatnas PBSI. Tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan para atlet Pelatnas selama masa ini. Bahkan untuk berlatih pun, intensitas mereka agak terbatas.
“Selama masa karantina tertutup ini, di asrama pelatnas aktivitasnya hanya tidur dan beribadah. Tapi kalau sore ada latihan walaupun nggak terlalu intensif seperti biasanya. Latihan ini harus tetap dilakukan karena kita harus menjaga badan,” tuturnya.
Sebelum menutup perbincangan di Instagram Live bersama @badminton.ina, Fajar berharap jika Indonesia memiliki banyak fasilitas bulutangkis berkualitas yang tersebar di berbagai daerah, tidak hanya di Jakarta.
“Saya berharap Indonesia punya banyak hall badminton seperti Istora. Semoga pemerintah bisa membantu dan lebih perhatian dalam segi fasilitas khususnya. Jadi nggak cuma di Jakarta, tapi di daerah lain, seperti Bandung misalnya, kalau bisa ada fasilitas yang mumpuni. Nggak harus di setiap kota, kalau bisa di setiap Provinsi ada fasilitasnya,” harap Fajar menutup perbincangan.