Meski begitu, PP PBSI tetap harus memastikan apakah putaran final Piala Thomas dan Uber 2020 benar-benar akan bergulir sesuai dengan jadwal yang ditentukan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Mengingat, beberapa hari lalu BWF baru saja mengumumkan pembatalan empat turnamen bergengsi pada September mendatang.
Sebab, empat turnamen di September nanti, sejatinya bisa menjadi ajang ‘pemanasan’ bagi Anthony Sinisuka Ginting cs sebelum terjun di Piala Thomas dan Uber. “Kalau Thomas dan Uber Cup dipastikan terlaksana, baru kita gelar simulasi di Pelatnas Cipayung nanti,” kata Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto dikutip dari Jawapos.com.
Lebih lanjut Budiharto menambahkan, simulasi Piala Thomas dan Uber nantinya akan menggunakan sistem setengah kompetisi. Tujuannya, setiap atlet memiliki waktu pertandingan yang lebih banyak. “Tujuan utamanya kan agar mereka bisa dapat bertanding sehingga punya kesiapan,” tuturnya.
Untuk skala turnamen sebesar Piala Thomas dan Uber, PP PBSI melalui bidang pembinaan dan prestasi serta tim pelatih mesti jeli dalam membentuk materi pemain. Pasalnya, setiap negara hanya diberi kuota maksimal sepuluh pemain. Umumnya, setiap peserta atau negara membawa empat pemain tunggal dan tiga pasang ganda.
Demi menciptakan persaingan yang ketat dan merata pada simulasi nanti, PP PBSI rencananya akan menggabungkan pemain utama dan pelapis. Menurut Budiharto, pembentukan tim bakal dilakukan paling lambat Senin (3/8). “Kalau tim pemain inti lawan pelapis, nanti jomplang,” ujarnya.
Simulasi Piala Thomas dan Uber ini dijadwalkan bergulir pada 1 hingga 3 September untuk tim Thomas. Lalu 8 hingga 10 untuk tim Uber.