Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI Bambang Roedyanto yang mewakili Indonesia pada proses bidding Piala Thomas dan Uber 2016 mengatakan bahwa Indonesia memerlukan lebih banyak fasilitas gedung olahraga yang memadai untuk menggelar turnamen-turnamen besar. Selama ini Indonesia memang selalu mengandalkan stadion Istora Senanyan yang memang menjadi satu-satunya stadion dengan fasilitas paling memadai untuk gelaran kejuaraan bulutangkis kelas dunia.
Turnamen-turnamen bergengsi memang selalu diadakan di Istora Senayan, seperti BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 yang akan digelar 17-22 Juni mendatang. Begitu juga turnamen-turnamen seperti Piala Thomas dan Uber, Piala Sudirman dan sebagainya.Pemilihan ini tentu didasarkan pada standard yang ditentukan oleh BWF menyangkut kapasitas penonton, jumlah lapangan, dan sebagainya. Baru turnamen kelas grand prix gold yang dilangsungkan di daerah seperti Samarinda, Palembang dan Yogyakarta.
Sebaliknya, Tiongkok memiliki fasilitas olahraga yang memang lebih maju. Dalam beberapa tahun terakhir, kejuaraan-kejuaraan bulutangkis bergengsi dilangsungkan di beragam kota tak hanya Beijing sebagai ibukota, tetapi juga kota Shanghai, Guangzhou, Wuhan, Nanjing, Changzhou, Lingshui, Jiangshu dan sebagainya.
“Indonesia perlu stadion yang memadai selain Istora Senayan. BWF mau melihat development badminton di kota-kota lain, bukan hanya di Jakarta. Kami mengajukan Jakarta karena memang tidak ada pilihan lain,” jelas Rudy.
“BWF menilai terlalu banyak event yang diadakan di Jakarta pada waktu tersebut. Pada bulan Juni ada Indonesia Open, kemudian ada World Championships pada bulan Agustus 2015. Sedangkan Piala Thomas dan Uber diadakan pada bulan Mei 2016,” paparnya.
Belum berhasil memenangkan bidding tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2016, Indonesia akan berkonsentrasi untuk menggelar turnamen BWF World Championships 2015. Kejuaraan ini akan digelar di stadion Istora Senayan, 16-23 Agustus 2015. Jakarta dinobatkan sebagai tuan rumah setelah mengalahkan Kunshan (Tiongkok) dalam proses bidding di Athena, Yunani, November 2013 silam.
Setelah 26 tahun lamanya, kejuaraan dunia akhirnya kembali digelar di Indonesia. Ini adalah kali ketiga buat Indonesia menjadi tuan rumah BWF World Championships. Sebelumnya Indonesia juga menggelar kejuaraan dunia pada tahun 1980 dan 1989, keduanya bertempat di Jakarta.
Tak cuma fokus di level senior, Indonesia pun akan ambil bagian dalam proses bidding kejuaraan kelas taruna (U-19) yaitu Asia Junior Championships 2015. “Kami akan ikut serta dalam bidding Asia Junior Championships 2015, rencananya kami akan mengajukan kota Yogyakarta,” ungkap Rudy.