Bicara teknik dan skill, kedua pebulutangkis ini nampaknya setara, artinya, jika tidak ada sebuah kondisi teramat khusus, yang mengakibatkan pemain tidak mampu mengeluarkan level permainan sebenarnya, partai ini di masa depan bisa jadi bakal dilabeli sebagai partai 'epic' di jagad bulutangkis dunia, dan dikenang sepanjang masa.
Bicara pengalaman, Li Xuerui, tak perlu diragukan lagi. Sebelum nama Ratchanok mulai disebut-sebut, dia sudah lebih dulu malang melintang di dunia bulutangkis profesional dengan koleksi gelar bejibun. Sebut saja All England, India Open, German Open. Li Xuerui juga tampil di babak final Indonesia Open tahun ini dengan status juara bertahan.
Meski demikian, Ratchanok Intanon yang usianya terpaut 4 tahun lebih muda dari Li Xuerui, dari segi pengalaman tetap tidak bisa dianggap kurang dari lawannya, dia adalah pemegang beberapa rekor juara termuda beberapa turnamen bergengsi, termasuk gelar juara dunia junior BWF termuda tiga tahun berturut-turut. Komite Olympiade Dunia (IOC) bahkan memberi Ratchanok penghargaan sebagai "IOC Sport-Inspiring Young People Trophy", pada tahun 2010.
Jadi, mari kita nantikan, siapa yang akan keluar sebagai pemenang ketika juara Olympiade bertemu dengan Juara Dunia di final Indonesia Open 2014.