"Saya mengalami cedera dan saya tidak bisa melakukan smes dan tampil baik di Singapura. Sekarang pun sepertinya masih sulit, karena masih ada cedera. Tapi saya akan melakukan yang terbaik. Saya merasa cukup baik saat ini," kata Kunlavut, mengutip laporan Antara, saat ditemui di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (12/6).
"Kondisi lapangan di Istora juga cukup baik, tapi cukup membutuhkan adaptasi untuk mengontrol bola dengan baik," tambahnya.
Lebih lanjut, Kunlavut yang kini menempati peringkat ketiga dunia di sektor tunggal putra di bawah Viktor Axelsen (Denmark) dan Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) itu, mengatakan akan berusaha tampil lepas dan tanpa beban di turnamen BWF World Tour Super 1000 itu.
Adapun posisi ketiga merupakan peringkat terbaik dalam kariernya sejauh ini. "Saya tidak terbebani (dengan peringkat ketiga). Tidak ada beban tersendiri meskipun sudah mencapai peringkat tinggi. Saya harus berusaha keras lagi karena ini merupakan rangkaian Race to Olympic 2024," kata Kunlavut.
Di sisi lain, pebulu tangkis berusia 22 tahun itu mengatakan sudah mendengar kabar bahwa Indonesia Open 2023 bisa jadi merupakan turnamen yang terakhir digelar di Istora Senayan Jakarta. "Ini mungkin terakhir kali Indonesia Open digelar di Istora. Saya sudah mendengar soal itu. Dan saya kira akan menyenangkan bisa tampil di lapangan yang lain nanti," ujar Kunlavut.
Kunlavut akan berhadapan dengan Priyanshu Rajawat dari India pada babak pertama Indonesia Open 2023. Pada hasil undian sebelumnya, ia dijadwalkan bertemu wakil Denmark Rasmus Gemke, namun terdapat perubahan menyusul mundurnya beberapa atlet karena cedera, termasuk tunggal putra Indonesia Shesar Hiren Rhustavito.