Seperti diwartakan laman ini, "perang saudara" pada babak awal sulit terelakkan. Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin bertemu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Lalu, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana vs Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
"Menurut saya itu salah satu risiko kalau kita menurunkan banyak pasangan di satu turnamen. Ganda putra sekarang ada enam pasangan di All England, risikonya akan bertemu sendiri tapi kan tidak semua," demikian penjelasan pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Indonesia, Herry IP, di sela-sela persiapan tim pada akhir Februari lalu.
"Tapi, proses itu harus kita lewati karena peringkat tiga pasangan, yaitu Pramudya/Yeremia, Leo/Daniel dan Bagas/Fikri masih berada di 20an. Jadi peluang bertemu sendirinya besar," Herry, kembali menegaskan.
Berdasarkan catatan head to head yang dimuat di laman BWF, baik Leo/Daniel maupun Fajar/Rian telah mengantongi masing-masing satu kemenangan dari dua kali pertemuan. Leo/Daniel menang atas seniornya itu di babak 16 besar Thailand Open 2021, kemudian Fajar/Rian membalasnya di babak pertama Indonesia Open 2021.
Sementara, pertemuan antara Bagas/Fikri dan Pram/Yere baru sekali terjadi, yakni di partai puncak Belgian International 2021. Keunggulan sementara 0-1 untuk Pram/Yere.
Kala persiapan di pelatnas PP PBSI di Cipayung, Jakarta, Herry memastikan bahwa anak-anak asuhnya itu tidak terpengaruh dengan hasil undian. Di lain sisi, menurut Herry, pertarungan antar-sesama ganda putra Indonesia ini perlu dilalui oleh anak-anak asuhnya guna menambah jam terbang, khususnya di gelanggang internasional. "Ini adalah sebuah proses, nanti setelah banyak ikut bertanding dan rankingnya naik akan jarang saling bertemu di awal," ujarnya.