“Dari awal saya udah coba perhatiin mainnya dia kaya gimana. Udah hapalin juga. Dia itu tipenya menyerang, terus nurun-nurunin. Tapi sayanya yang nggak bisa mengatur tempo. Terus kebawa mainnya dia, maunya cepet-cepet terus. Terus kalau sudah dapet pukulan, pengennya matiin langsung. Tapi pelan-pelan mulai tenang-tenang lagi. Di game kedua dan ketiga mulai tenang lagi. Dihalusin lagi tangannya, dibuka-buka dulu dan lebih sabar,” jelas Aurum.
Sayang dua tunggal putri lainnya, Desandha Vegarani Putri dan Gabriela Meilani Moningka, sudah harus angkat koper. Desandha terhenti di babak pertama usai berhadapan dengan Jia Min Yeo, Singapura, 10-21 dan 19-21. Sementara Gabriela dihentikan pemain Tiongkok, Li Wenmei, 16-21 dan 20-22.
“Saya banyak ragu-ragu di lapangan, ragu sama tangan sendiri. Jadi pukulannya juga juga banyak yang ragu,” ujar Desandha.
Di babak dua, Aurum akan berhadapan dengan Jia Rong Sito, Singapura, sedangkan Gregoria ditantang wakil Tiongkok, Cai Yanyan. Gregoria merupakan salah satu andalan tunggal putri Indonesia. Di pertandingan beregu campuran Asia Junior Championships 2016 lalu, Gregoria menjadi pemain yang tak terkalahkan oleh lawan.
“Saya mau main maksimal aja besok. Jangan cepat menyerah. Semua harus diusahain dulu, menang kalah urusan belakangan,” kata Gregoria.