Australian Open 2022 - Rumbay dan Gregoria ke Babak Delapan Besar

Gregoria Mariska Tunjung (Humas PP PBSI)
Gregoria Mariska Tunjung (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Sydney | Tunggal putra Indonesia Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay sukses melangkah ke perempat final Australian Open 2022, setelah mengatasi perlawanan Soong Joo Ven. Lewat laga berdurasi 71 menit, Ikhsan mengalahkan pemain Malaysia itu dengan skor 15-21, 21-18, 21-12. Sementara, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung meraih tiket babak delapan besar setelah mengemas kemenangan straight games 21-15, 21-9 atas Supanida Katethong asal Thailand dalam pertarungan berdurasi 32 menit.

"Tidak nyangka saya bisa menang, apalagi ini merupakan pertemuan pertama. Tadi kunci kemenangan saya adalah bermain nothing to lose. Saya juga lebih berani, ngotot, dan mengusung daya juang tinggi. Pokoknya, saya tidak mau kalah saja," ujar Rumbay, melalui siaran pers Humas PP PBSI, usai bertanding di Quay Centre, Sydney Olympic Park, Sydney, Kamis (17/11).

"Pada gim pertama, main saya selalu tertekan. Saya juga salah salah strategi. Awalnya saya mau berinisiatif lebih menyerang dan mengontrol permainan depan, ternyata dia yang malah bisa ngontrol permainan depan," ujar Rumbay.

Setelah kalah di gim pertama, menurut Rumbay, pada gim kedua, dirinya merasa lebih yakin bisa mengalahkan lawan. Dengan pola permainan yang dikembangkan, dia bisa membuat Soong jadi lebih sulit untuk mengembalikan kok yang diarahkan jauh dari jangkauannya. Lawan pun dibuat pontang-panting. "Di gim kedua, saya batasi serangan lawan. Saya membuat lawan lebih sulit. Lawan bisa saya buat pontang-panting," katanya.

Di gim ketiga, dari awal, Rumbay bisa mengontrol permainan. Dia juga tampil habisan-habisan. Selain itu, lawan juga makin kesulitan untuk mematikan permainannya. "Saat unggul jauh, saya makin yakin bisa mengalahkannya. Apalagi lawan juga tambah bingung untuk bisa mematikan permainan saya. Saya lebih berani dan menikmati pertandingan," ujar Rumbay.

Di perempat final, Rumbay akan bertemu Lu Guang Zu asal China. "Untuk menghadapi pertandingan besok (Jumat, 18/11) lawan Lu Guang Zu, kondisi saya harus disiapkan. Saya harus berani capek dulu, lebih ditingkatkan daya juang dan semangatnya," tegasnya.

Sementara, menanggapi kemenangannya, Gregoria menyatakan, "Puji Tuhan saya bisa menang dan main bagus. Hari ini saya memang bermain lebih tenang dan semua kemampuan terbaik bisa ke luar semua."

Dengan penampilan yang lebih tenang, diakui oleh Gregoria, hal ini sangat positif berpengaruh terhadap performanya di tengah lapangan. Meskipun ditekan Supanida, terutama di awal-awal gim pembuka, dirinya tidak panik. Dirinya tetap bisa tenang dan fokus untuk memenangi gim pertama. "Saat gim kedua, saya juga tidak mengubah pola permainan. Cuma saya jarang membuat kesalahan dan tetap konsisten. Pola permainan saya sudah benar, cuma memang kadang masih bikin salah sedikit," jelasnya.

Juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 di Yogyakarta ini juga mengatakan, kunci yang mengantarkan kemenangan adalah dari start dirinya tidak boleh kalah. Selain itu juga jangan sampai banyak membuat banyak kesalahan sendiri. "Hari ini saya melakukan kesalahan sendiri yang lumayan lebih sedikit dibanding lawan. Saya bisa bermain lebih apik karena lebih sedikit melakukan kesalahan sendiri," ujarnya.

Dengan kemenangan itu, di perempat final pada Jumat (18/11), Gregoria bertemu Saena Kawakami asal Jepang. "Besok lawan Kawakami, saya akan bermain seperti saat melawan Supanida tadi. Saya harus lebih tenang dan fokus. Besok harus bermain tanpa buru-buru. Saya ingin menang besok," jelas Gregoria.

Kemenangan Rumbay tidak diikuti rekannya Christian Adinata. Pemain yang menduduki peringkat 80 dunia itu dikalahkan Kodai Naraoka asal Jepang, 11-21, 16-21. "Dia ulet, rata-rata pemain Jepang itu ulet. Saya belum terbiasa dengan armosfer di turnamen super 300. Karena itu, saya juga jarang bisa ketemu lawan-lawan yang lebih kuat. Sementara Kodai lebih sering bertemu dengan pemain top. Wajar kalau dia punya pengalaman lebih," katanya.

Begitu pula dengan Putri Kusuma Wardani yang gagal mengikuti jejak Gregoria. Mampu bermain baik dan memberikan perlawanan ketat, ternyata tidak cukup bagi Putri untuk mengalahkan Nozomi Okuhara. Putri sejatinya sudah berjuang maksimal. Bahkan, ia mampu memaksakan rubber game. Hanya kalah matang dan pengalaman yang membuat wakil pelatnas Cipayung ini takluk 17-21, 21-16, 17-21 dalam tempo 61 menit.

Diakui Putri, pada pertandingan babak 16 besar turnamen BWF World Tour Super 300 ini, ia memang bermain kurang sabar dan justru banyak melakukan kesalahan sendiri, terutama di "poin-poin tua". Padahal, bermain melawan Nozomi itu dirinya harus sabar, ulet, dan tidak boleh membuat kesalahan sendiri. "Meskipun kalah, banyak pelajaran yang bisa saya dapatkan dari pertandingan melawan Nozomi. Harus bermain tenang, tidak boleh buru-buru, dan tidak boleh membuat kesalahan sendiri," demikian Putri.