“Meskipun kami bukan favorit, tapi kami memiliki pasangan ganda putra dan ganda campuran yang kuat. Kami membutuhkan lebih dari empat atau lima pemain untuk bersaing dengan yang terbaik di dunia,” kata Nathan Robertson mengutip dari situs resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), bwfbadminton.com.
Ellis/Smith punya peluang besar untuk lolos ke Tokyo. Saat ini, mereka menempati peringkat kesepuluh dalam ranking Race to Tokyo. Tapi posisi itu belum betul-betul aman. Sebab Ellis/Smith hanya unggul dua peringkat di atas kompatriotnya, Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Sedangkan ganda putra Langride/Ellis ada di urutan ke-11 kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Meski jarak antara Ellis/Smith dan duo Adcock tidak terlalu jauh, namun Robertson menyakini bahwa Ellis/Smith akan sangat mampu menandingi persaingan ketat dengan para pemain dari Asia, seperti Indonesia, Tiongkok, Jepang dan Korea.
“Marcus Ellis/Lauren Smith bersama dengan Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Ellis/Smith mencapai semifinal All England 2020. Mereka dapat bersaing dan ini adalah periode yang baik bagi kami, meskipun sulit (latihan) dengan (kondisi) lockdown,” tuturnya.
Sementara itu, selain fokus untuk Olimpiade Tokyo 2020, Juara Dunia 2006 itu mengatakan bahwa dia juga tetap berkonsentrasi untuk menjalani pembinaan regenerasi di tubuh bulutangkis Inggris. “Ada sekelompok pemain putri yang kuat berusia antara 14 sampai 17 tahun. (Mereka) tidak terlihat di Tur Dunia, tetapi membuat tanda di sirkuit Eropa. Kami melakukannya dengan baik dengan sekitar empat hingga delapan pemain tunggal putri dan itu proyek besar,” tandasnya.