"Di gim pertama saya bisa main cepat sesuai strategi yang saya kembangkan. Sayang di gim kedua, saya tidak bisa keluar dari pola permainan lawan," tanggap Chico usai pertandingan, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
"Selain tak berkembang dan terjebak pola permainan lawan, saya juga banyak membuat kesalahan," kata Chico.
Menurut pelatih tunggal putra pelatnas bulu tangkis Indonesia, Harry Hartono, pada gim pertama, dengan permainan cepat, Chico bisa bermain bagus. Terbukti, atlet kelahiran Jayapura, Papua itu mampu meraih kemenangan 21-14.
Namun, saat Lee mengubah strategi ke permainan lambat di gim kedua, menurut Harry, Chico jadi kurang bisa mengimbangi. Permainan kemudian dikuasai andalan tuan rumah. Begitu pun pada gim ketiga, permainan sang juara All England 2021 itu begitu nyaman dan akhirnya menang pada dua gim selanjutnya 21-12 21-10.
Kegagalan ini memupus asa tim "Merah Putih" untuk menyandingkan titel juara BATC 2022 bagi regu putra dan putri. Sebelum partai final putra digelar, Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan berhasil untuk kali pertama menjadi jawara beregu Asia, usai menang 3-1 atas Korea Selatan.
Kendati demikian, PP PBSI memuji perjuangan pemain yang begitu hebat dan layak diacungi jempol. Para pemain menyuguhkan permainan dengan penuh semangat dan tidak kenal takut, termasuk saat menghadapi tekanan penonton. Terbukti, pemain muda Indonesia juga mampu memaksa bermain rubber game.