Ini menjadi kedelapan kalinya secara beruntun Jonatan tumbang di tangan Chen Long. Tunggal putra peringkat tujuh dunia ini tercatat belum sekalipun mampu mencuri kemenangan atas peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu.
“Masih penasaran sebenarnya untuk lawan Chen Long. Tadi perasaannya seperti masih bisa dan masih ada harapan. Cuma saya tadi main kurang lebih sabar sedikit lagi. Di saat lagi leading, di saat poinnya tipis, ketenangan dan disiplin menerapkan pukulan itu berkurang,” tutur Jonatan Christie selepas pertandingan.
“Tadi setelah unggul beberapa poin terus tiba-tiba hilangnya cepat. Harusnya lebih sabar lagi. Karena Chen Long sebenarnya tidak sekuat dulu, kalau saya lebih sabar pasti peluangnya lebih besar,” sambungnya.
Duel kedua pebulutangkis ini sempat berlangsung ketat di game pertama. Namun penampilan Jonatan justru cenderung menurun di game kedua. Alhasil, Jonatan pun harus merelakan gelar juara tunggal putra French Open 2019 BWF World Tour Super 750 jatuh ke tangan Chen Long.
“Secara hasil dan poin tentu puas. Karena tahun lalu saya di quarter final, sekarang bisa sampai final. Tapi setiap pemain saat sudah sampai ke final pasti rasanya tanggung, tinggal satu langkah lagi. Apalagi kemarin mainnya sudah maksimal dan nggak mudah. Tapi hasilnya seperti ini, saya tetap harus bersyukur,” pungkasnya.
Pencapaian ini sekaligus menjadi gelar runner up kedua Jonatan di turnamen level Super 750. Sebelumnya, di ajang Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750, Juli lalu, Jonatan juga finis di urutan kedua setelah kalah 16-21 dan 13-21 atas tunggal putra peringkat satu dunia, Kento Momota.
Selesai dari French Open 2019 BWF World Tour Super 750, Jonatan dijadwalkan akan ambil bagian pada kejuaraan Fuzhou China Open 2019 BWF World Tour Super 750 dan Hong Kong Open 2019 BWF World Tour Super 500, November mendatang.