“Kami sudah kasih apa yang kami bisa. Kami nggak menyerah begitu aja. Tapi nyatanya, Jepang memang bermain lebih tenang dari kami. Mereka juga lebih bisa mengambil kesempatan untuk mendapatkan poin,” kata Greysia.
Greysia/Nitya dan Misaki/Ayaka sudah empat kali berhadapan sebelumnya. Rekor pertemuan pun tercatat sama kuat. Terakhir laga mereka terjadi di tahun 2015 lalu pada Chinese Taipei Open. Saat itu Greysia/Nitya menang 21-12 dan 21-16.
“Kami sama-sama coba untuk tetap fokus di setiap satu poin. Karena kalau kami lengah atau berubah sedikit saja pola pemainan kami, mereka akan lebih mudah untuk mendapatkan poin. Dan mereka pun untuk mendapatkan poin dari kami juga nggak mudah. Sama-sama tidak mudah,” kata Nitya.
Kekuatan dua pasangan ini memang cukup ketat bersaing. Untuk memperebutkan satu poin saja, laga panjang bisa terjadi. Misalnya saja di posisi 16 sama pada game kedua, kedua pasangan ini bahkan harus terlibat 118 pukulan untuk mendapatkan satu poin.
Sama kuat di dua game pertama, Greysia/Nitya pun harus bertarung di game penentu. Kali ini Misaki/Ayaka memang kerap memimpin. Mereka unggul 11-7 dan 15-11.
Namun Greysia/Nitya sempat mendekat mencoba mencuri kesempatan, menyamakan kedudukan menjadi 17-17. Setelah itu mereka terus bersaing berebut angka secara bergantian. Sayang akhirnya, mereka tak mampu menyempurnakan kemenangan. Greysia/Nitya kalah tipis 21-23.
“Kami mencoba untuk bertahan di defend dan nggak ngasih bola pendek. Karena kalau enggak, kami akan dilariin satu-satu. Mereka lebih kuat buat main satu-satu,” tambah Nitya lagi.