“Pagi ini saya mendapatkan informasi, bagaikan disambar geledek, bahwa tim bulutangkis Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021. Saya ingin membuat sebuah pesan yang positif. Tidak ingin menganggu hubungan antar lembaga, antar negara. Tapi publik harus tahu fakta-faktanya,” ujar Agung Firman Sampurna dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
“Pertama kali kami tidak diperbolehkan bertanding lagi karena kami berada dalam satu pesawat dengan penderita Covid-19 di penerbangan dari Istanbul ke Birmingham. Namun demikian sampai dengan hari ini kita tidak diberitahu siapa penumpang tersebut. Pada saat yang sama, di pesawat itu juga ada pemain dan pelatih dari Turki, tetap dapat bertanding,” jelasnya.
“Fakta berikutnya adalah persiapan yang kita lakukan di Indonesia sangat maksimal terkait dengan protokol kesehatan. Seluruh pemain, pelatih dan ofisial yang berangkat ke Inggris bukan hanya sudah dilakukan tes swab PCR tapi juga sudah dilakukan vaksinasi dua kali. Jadi persiapan sudah cukup baik menurut saya,” kata Agung lagi.
Tak mau tinggal diam, Agung pun mengatakan bahwa PP PBSI langsung berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait terutama dengan Menteri Luar Negeri. “Saya sudah melakukan komunikasi, baik dengan teman-teman yang ada di PBSI ataupun teman-teman yang sedang berlaga di Inggris,” ucapnya.
“Saya juga sudah melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri dan saya berharap agar Menteri Luar Negeri bisa segera melakukan supervisi, membantu paling tidak kami di sana tidak diperlakukan secara diskriminatif. Kami terus melakukan upaya-upaya sampai dengan saat ini. Kami tidak berhenti memperjuangkan kehormatan Indonesia di forum internasional. Tetapi kita tunggu saja hasilnya,” tegasnya.
Lebih lanjut Agung mengakui bahwa hal tersebut adalah kekecewaan yang besar bagi bulutangkis Indonesia. Meski begitu, dia tidak mau Kevin Sanjaya cs berkecil hati. “Kami menyampaikan kekecewaan yang besar. Kami tetap akan berjuang, siapa tahu ada ruang yang masih terbuka bagi kami untuk melanjutkan pertandingan. Tetapi kalau tidak, kita tidak perlu berkecil hati. Kita adalah juara yang tertunda,” tutur Agung.
“Hal ini menjadi pelecut bagi kami dan juga pemberi semangat kami ke depan. Kita tidak perlu kecewa terlalu dalam di sini. Kita patuhi saja. Kita ikuti prosedurnya,” tandasnya.