Walau Kecewa, Tim Indonesia Dalam Keadaan Sehat dan Baik-baik Saja

Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. (Copyright: Badmintonphoto | Courtesy of BWF)
Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. (Copyright: Badmintonphoto | Courtesy of BWF)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Tim bulutangkis Indonesia dipastikan tidak akan bisa kembali berpartisipasi dalam kejuaraan All England 2021 BWF World Tour Super 1000. Marcus Fernaldi Gideon dkk dipaksa mundur dari turnamen tersebut karena harus menjalani isolasi selama 10 hari. Alasannya, saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu (13/3) lalu, diketahui terdapat salah satu penumpang yang terpapar virus korona. Namun hingga saat ini, belum ada informasi valid mengenai siapa, berapa orang dan dari mana asal orang yang diduga positif Covid-19 tersebut.

Meski sangat kecewa atas keputusan tersebut, Manajer Tim Indonesia, Ricky Soebagja mengatakan bahwa kondisi seluruh anggota tim dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Tim Indonesia sendiri sebenarnya sudah mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan panitia pelaksana. Salah satunya mengikuti tes swab PCR saat tiba di Birmingham, Sabtu (13/3). Hasilnya pun semua dinyatakan negatif.

“Yang pasti hari ini memang kabar yang sangat mengagetkan bagi kita semua. Panitia menyampaikan langsung kepada saya, bahwa tim Indonesia harus menarik diri. Ini dikarenakan masalah dari pemerintah sebetulnya. Ada satu email yang memang masuk kepada tim Indonesia,” kata Ricky Soebagdja dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Namun, dari total 24 anggota tim Indonesia, hanya 20 orang yang menerima surel dari otoritas kesehatan Inggris, National Health Service (NHS). Mohammad Ahsan (pemain ganda putra), Irwansyah (asisten pelatih tunggal putra), Iwan Hermawan (Kasubid Sport Science) dan Gilang (Masseur) dikabarkan termasuk empat orang yang tidak menerima surel dari NHS. Padahal mereka juga berada dalam pesawat yang sama dengan yang dimaksud.

Keputusan itu memang membingungkan. Namun, baik dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) ataupun panitia pelaksana tidak bisa berbuat banyak. Sebab, hal ini sudah menjadi regulasi dari pemerintah Inggris.

“Sempat ditanyakan ke panitia, dan panitia BWF tidak bisa berbuat banyak, karena mereka menyampaikan aturan dari pemerintah Inggris. Ini yang juga membuat saya menyampaikan ke KBRI, karena ini berkaitan dengan government to government. Saya meminta kejelasan khususnya untuk aturan di saat pandemi Covid-19 ini,” tegasnya.

“Kami semua sebetulnya masih berharap permasalahan ini bisa diselesaikan, artinya memungkinkan untuk tim Indonesia dapat tampil kembali. Namun karena ini sudah aturan dari pemerintah Inggris sendiri, jadi harus kita ikuti,” lanjutnya menambahkan.

Keputusan ini merupakan kejadian luar biasa menyakitkan dan mengecewakan bagi bulutangkis Indonesia. Para pemain terutama, semua sangat terpukul dengan kondisi ini. Mereka bahkan belum mau memberikan komentarnya karena merasa kecewa dan sedih.

“Kerugian ini sangat luar biasa dan tidak disangka-sangka bisa terjadi di All England ini. Betul-betul di luar dugaan kami semua. Memang sangat merugikan. Pastinya kita semua, tim dan atlet sangat kecewa dengan kondisi seperti ini. Kami semua merasakan kekecewaan yang luar biasa. Karena secara kondisi kami sangat bank dan siap bertanding untuk meraih gelar,” ungkapnya.