Pada pertemuan sebelumnya, di ajang Thailand Open 2019 BWF World Tour Super 500, Juli lalu, tunggal putri binaan PB Exist Jakarta ini juga harus menelan kekalahan setelah melalui pertarungan tiga game dengan skor 20-22, 21-15 dan 14-21.
“Sebenarnya saya sudah nonton pertandingan saya sebelumnya di Thailand. Di sana defend saya lebih rapat, walaupun suka kecolongan, tapi defend lebih rapat dan kontrolnya lebih enak. Di sini saya banyak mati sendiri. Saya kurang bisa mengontrol dan lawan mainnya safe. Padahal sebenarnya kalau dikenain terus juga lawan bisa mati sendiri,” kata Fitriani usai pertandingan.
Harus kandas di babak 16 besar, pebulutangkis peringkat 30 dunia ini mengakui bila penampilannya masih belum maksimal. Pertahanan yang kurang rapat serta akurasi pukulan yang belum tepat menjadi kendala utama Fitriani saat meladeni perlawanan Takahashi pada perjumpaannya yang keempat ini. “Saya harus lebih banyak latihan. Lebih berani di lapangan untuk menentukan permainan, bisa lebih lepas dan enjoy. Karena di lapangan semua tergantung saya, pelatih hanya memberi arahan,” ujarnya.
“Akurasi saya masih sangat jorok. Harus lebih dimantapkan, lebih safe. Lawan siapapun saya harus siap capek. Di setiap game saya juga harus lebih konsisten. Cik Susy (Susanti) juga pernah bilang kalau defend saya harus lebih rapat. Sebenarnya untuk lawan kaya misalnya Tai Tzu Ying, saya bisa kena-kenain pukulannya. Cuma defend harus lebih rapat lagi, lebih safe lagi,” pungkasnya.
Dengan hasil kurang memuaskan ini, maka sektor tunggal putri Indonesia menyisakan Gregoria Mariska Tunjung yang baru akan bertanding siang nanti melawan wakil Korea, Kim Ga Eun.