Mereka di antaranya adalah Alwi Farhan, Yohanes Saut Marcelyno, Komang Ayu Cahya Dewi, Mutiara Ayu Puspitasari, Ester Nurumi Tri Wardoyo, Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo, Ribka Sugiarto/Lanny Tria Mayasari, Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari, hingga Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata.
Tak hanya tim pelatnas, pemain-pemain di non-pelatnas pun dipastikan ikut ambil bagian, seperti Tommy Sugiarto, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, dan juara Indonesia International Challenge 2022, Anggia Shitta Awanda/Putri Larasati.
Namun, berdasarkan pembaruan Peraturan Organisasi (PO) Nomor 15 Tahun 2022, tidak semua pemain dapat turun di dua turnamen tersebut.
PP PBSI melalui siaran persnya pada Rabu (16/8), menyebutkan bahwa dalam PO itu tertera, pemain Indonesia yang dapat disetujui untuk turun di level International Challenge adalah pemain dengan peringkat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) 1-200, sementara di level Super 100 adalah pemain dengan peringkat BWF 1-150.
Dasar penerbitan PO Nomor 15 Tahun 2022 dan perubahannya pada 5 April 2023 adalah PO Nomor 6 Tahun 2019, di mana saat itu PBSI ditegur BWF, karena ada pemain Indonesia tampil di turnamen internasional dengan kualitas di bawah standar sehingga kalah dengan skor mencolok.
Berdasarkan peristiwa tersebut, dibuatlah PO yang membatasi pendaftaran pemain-pemain non-pelatnas dengan tujuan agar kualitas pemain yang turun mengikuti turnamen internasional, benar-benar sesuai level pertandingannya. Termasuk dengan kejuaraan internasional yang digelar di Indonesia, ini juga untuk menjaga kualitas turnamen itu sendiri.