Thomas & Uber Cup 2024 - "The Last Dance"

Kento Momota (Humas PP PBSI)
Kento Momota (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Manuver keputusan Kento Momota pensiun dari arena internasional menandakan akhir dari sepak terjang pebulu tangkis Jepang berusia 29 tahun tersebut. Piala Thomas 2024 di Chengdu, China, 27 April-5 Mei, menjadi panggung internasional terakhir bagi Momota. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menyebut kejuaraan bulu tangkis beregu putra paling bergengsi di dunia itu sebagai "the last tango" bagi Momota.

Namun, "The Last Dance" --judul film dokumenter yang berasal dari pelatih kepala Chicago Bulls Phil Jackson tentang musim kompetisi NBA 1997-1998--, rasa-rasanya, juga tepat untuk mendeskripsikan "tarian terakhir" Momota pada Piala Thomas 2024.

Sekitar satu dekade lampau pada Piala Thomas 2014, Momota menunjukkan kejeniusannya yang membuat dunia terkagum-kagum. Turun sebagai pemain tunggal kedua di belakang Kenichi Tago, Momota menonjolkan performa yang mengesankkan yang kemudian melambungkan namanya sebagai pebulu tangkis tunggal putra kawakan kelas dunia.

Momota bertarung ketat melawan Viktor Axelsen pada laga terakhir Grup B melawan Denmark. Ia menang straight games 21-19, 21-19 atas Axelsen dalam tempo 52 menit. Momota mengatasi Du Peng Yu (China) lewat pertarungan rubber game 23-25, 21-18, 21-14 berdurasi 85 menit untuk membawa Jepang ke final untuk kali pertama.

Momota tampil superior di final dengan mengalahkan Chong Wei Feng (Malaysia) hanya dalam tempo 39 menit. Jepang akhirnya keluar sebagai juara setelah menundukkan Malaysia 3-2. Keberhasilan tim putra Jepang turut mendongkrak prestasi dan popularitas Momota sebagai bintang bulu tangkis yang menonjol hingga beberapa tahun mendatang.

Namun, pukulan terbesar pertama justru muncul pada awal kariernya. Atlet kelahiran Mino, Kagawa, itu, tidak memperkuat tim Jepang pada Piala Thomas 2016. Ia terlibat skandal perjudian di kasino ilegal, yang juga membuatnya dilarang mengikuti seleksi Olimpiade Rio 2016.

Kemudian, sekembalinya Momota ke Piala Thomas 2018, semangat tim negeri sakura pun turut terdongkrak. Momota memimpin timnya dan memenangkan semua enam pertandingannya, termasuk melawan Chen Long (China) di final. Pamor Momota tak pudar sejak ia kembali dari larangan bermain, meski China berhasil merebut kembali Piala Thomas.

Masa-masa kejayaan Momota berlanjut. Ia meraih 11 gelar juara pada 2019. Namun, periode cemerlang tersebut berujung pada kecelakaan mobil pada awal 2020. Kendaraan yang membawanya ke bandara di Kuala Lumpur, Malaysia, mengalami kecelakaan beberapa jam setelah ia memenangkan Malaysia Masters. Sang pengemudi tewas, sementara Momota membutuhkan operasi untuk memperbaiki rongga matanya yang retak. Ia menderita penglihatan ganda dan berjuang untuk mendapatkan kembali performa sebelumnya ketika ia berupaya kembali berkompetisi setelah satu tahun absen.

Namun, terlepas dari trauma fisik dan mental yang dihadapinya, Momota mampu mampu bangkit ketika ia memimpin Jepang ke semifinal Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark. Ia tampil mengesankan saat mengalahkan Lee Zii Jia (Malaysia). Di partai semifinal melawan China, Momota memberikan Jepang keunggulan berkat  kemenangannya atas Shi Yu Qi. Namun, tim China masih terlalu tangguh bagi Jepang.

Momota dan kawan-kawan kembali kandas di semifinal Piala Thomas 2022 setelah kalah dari Indonesia.

Pada tahun ini, Momota akan terbang ke China untuk berlaga di Piala Thomas untuk kali terakhir. BWF menyebut, Momota mempunyai tugas besar selaku tunggal ketiga tim bulu tangkis putra Jepang. "Ini adalah posisi yang membutuhkan keberanian, pengalaman, dan kualitas, yang jelas dimiliki Momota," tulis BWF.

Rekor Momota pada Piala Thomas

  • 2014: Juara | Bermain 5 | Menang 5
  • 2016: Tidak Bermain
  • 2018: Runner-up | Bermain: 6 | Menang: 6
  • 2020: Semifinalis | Bermain: 3 | Menang: 2
  • 2022: Semifinalis | Bermain: 4 | Menang: 2