Meski tanpa didampingi seorang pelatih dan tidak sementereng kontestan lainnya, namun Ekiring tetap senang dan bangga bisa tampil pada ajang bergengsi ini. “Saya sendiri, tanpa pelatih. Karena memang tidak ada dana untuk itu. Ya, saya tetap tampil karena ini kejuaraan dunia yang bergengsi,” kata Ekiring.
Pebulutangkis kelahiran Uganda, 22 Desember 1983 ini mengaku tak kesepian. Iya cukup senang bisa menginjakkan kaki di Jakarta dan bertemu supporter fanatic Indonesia. “Ini pertama kali saya ke Indonesia, saya senang. Ini pengalaman hebat,” ungkapnya.
Kali ini merupakan penampilan keduanya bisa tampil pada ajang kejuaraan dunia. Guangzhou menjadi penampilan perdananya di kejuaraan dunia. Pria 31 tahun itupun mengungkapkan keinginannya tampil di Olimpiade Brasil 2016 di Rio Janeiro.
“Jika saya punya kesempatan dan sehat, saya ingin tampil di olimpiade nanti,” harap pebulutangkis peringkat 137 dunia itu.
Ekiring terpaksa harus pulang ke negaranya setelah dikalahkan H. S Prannoy dengan skor 14-21 dan 19-21 dalam laga yang berlangsung di Istora Senaya, Jakarta, Rabu (12/8). Sebelumnya, Ekiring Edwin berhasil memetik kemenangan atas pebulutangkis wakil Swedia, Zavadsky Dmytro dengan straight game 21-18 dan 21-17.