Kala itu, skuad Uber Indonesia diperkuat Taty Sumirah, Theresia Widiastuty, dan Utami Dewi, pada di nomor tunggal. Lalu pada sektor ganda, Imelda Wiguna, Minarni Sudaryanto (kapten tim), dan Regina Masli.
Sejumlah pebulu tangkis putri Indonesia sudah diperhitungkan di kejuaraan beregu putri itu, terutama setelah Minarni Sudaryanto menjadi runner-up tunggal putri dan berpasangan dengan Retno Kustiyah menjadi juara ganda putri All England 1968.
Partai final Piala Uber 1975 antara Indonesia dan Jepang merupakan partai ulangan 1969 dan 1972. Pada dua pertandingan final tersebut, regu putri "Merah Putih" selalu kalah dengan hasil yang sama, 1-6!
Namun, pada 6 Juni 1975, Minarni dan kawan-kawan tampil percaya diri menghadapi Jepang --yang melakoni final Piala Uber keempat secara berturut-turut--. Mereka mendapat dukungan besar dari seisi Istora Senayan, Jakarta. Skor akhir 5-2 untuk kemenangan tim Uber Indonesia.
Setahun kemudian, tim Thomas Indonesia berhasil mempertahankan gelar juara yang diraih pada 1973, kemudian berlanjut pada 1979. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Thomas Cup dan Uber Cup disandingkan di satu negara: Indonesia!" demikian tercatat dalam buku Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia.
"Sayangnya, keberhasilan ini tak diikuti tim Uber Cup dari Indonesia yang kembali dikalahkan Jepang pada 1978 dan 1981," tulis Tim Historia, penyusun buku setebal 342 halaman tersebut.