Dua Bulan Dikarantina, Jonatan Rajin Bersih-bersih Asrama

Jonatan Christie (Indonesia).
Jonatan Christie (Indonesia).
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Selama masa karantina tertutup di Pelatnas PBSI, para atlet rupanya mulai terbiasa untuk melakukan berbagai macam kegiatan rumah tangga secara mandiri, mulai dari mencuci pakaian hingga bersih-bersih area asrama. Bahkan, para atlet Pelatnas juga secara kolektif membagikan serta menerapkan jadwal piket secara bergantian demi menjaga kebersihan dan kenyamanan kawasan asrama di tengah pandemi.

Hal tersebut diungkapkan tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dalam siaran langsungnya di Instagram PBSI, @badminton.ina, Minggu (17/5). Piket kebersihan, kata Jonatan, menjadi kegiatan baru yang wajib dilakukan para atlet Pelatnas selama masa karantina tertutup di Pelatnas.

“Sekarang ada kegiatan baru, yaitu piket. Kebetulan hari ini, saya kebagian jadwal piket tadi pagi. Semua dapat jatah untuk piket. Dalam satu regu ada tiga atau empat orang untuk piket di setiap harinya. Piketnya ya nyapu, ngepel, buang sampah sampai bersihin kamar mandi,” beber Jonatan Christie.

Setelah menjalani karantina tertutup selama dua bulan di Pelatnas, Jonatan mengaku sangat merindukan atmosfer pertandingan. Peraih medali emas Asian Games 2018 ini berharap pandemi segera berakhir dan bisa kembali bertanding. “Kangennya justru ke pertandingan. Karena biasanya kalau lagi ada jadwal full (pertandingan, red), kita kengennya di rumah. Sekarang justru saya kangen bertanding,” katanya.

Dalam perbincangan di Instagram live itu, tunggal putra peringkat tujuh dunia ini juga mengaku bila Asian Games 2018 merupakan momen yang paling berkesan selama kariernya di dunia bulutangkis. “Buat saya, Asian Games 2018 paling berkesan dan kenangan yang paling indah juga. Tapi kalau ditanya pertandingan yang lain, mungkin New Zealand dan Australia Open juga berkesan, karena itu gelar pertama saya di World Tour,” ungkap Jonatan.

Selain itu, Jonatan juga bercerita kalau dirinya sangat menyukai bertanding di Perancis dan Jepang. Sebab, dua negara tersebut dianggap punya pesona tersendiri bagi Jonatan. “Paling kangen turnamen di Perancis dan Jepang, karena itu dua negara yang paling saya suka. Perancis saya suka suasananya, kalau Jepang, walaupun suasananya sama-sama enak tapi beda kulturnya dan budaya. Terus seru karena banyak jajanan pinggir jalan,” tuturnya.