“Saya secara pribadi sih setuju saja dengan perubahan skor. Kalau sampai diterapkan, ini sangat positif karena pertandingan tidak akan terlalu lama dan stamina juga bisa dihemat. Tantangannya nanti menjadi fokus yang harus siap dari awal, tidak boleh telat panas,” kata Hendra Setiawan dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
Sementara itu, hal serupa juga diungkapkan Mohammad Ahsan. Usulan PP PBSI untuk mengubah sistem poin pertandingan dari 3x21 menjadi 5x11 dianggap Ahsan sangat bagus, apalagi untuk pemain berusia seperti dia dan Hendra. “Kalau menurut saya bagus untuk atlet yang sudah senior, karena pastinya permainan jadi cepat dan saya rasa gap sesama pemain lain jadi tidak jauh,” ujar Ahsan mengutip detikSport.com.
Lebih lanjut Ahsan mengatakan bahwa dia memiliki pengalaman saat bertandingan dengan penerapan sistem poin 5x11. Tepatnya pada 2017 lalu, saat dia berpasangan dengan Rian Agung Saputro. “Dari awal memang harus langsung in (panas). Kalau enggak pasti kewalahan walaupun lawan jauh di bawah. Apalagi level atas, pastinya bisa jadi rata semua kekuatan,” jelasnya.
Walaupun sudah pernah punya pengalaman dengan sistem tersebut, namun peraih gelar Juara Dunia 2013, 2015 dan 2019 itu tidak mau sesumbar untuk memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi andai format tersebut diterapkan. Apalagi, beberapa waktu lalu, Presiden BWF, Poul-Erik Høyer menyatakan bahwa sistem perhitungan poin 5x11 ini baru akan diperkenalkan selepas gelaran Olimpiade Tokyo 2020, Juli hingga Agustus 2021 mendatang.
“Saya tidak tahu harus berapa lama. Tapi pasti dari kita akan beradaptasi lagi dari latihan dan programnya karena itu akan berubah juga biasanya,” tandasnya.