"Tim Indonesia sedang berduka. Cukup sedih dan tidak menyangka juga, dapat kabar berpulangnya Syabda begitu cepat. Kami di sini hanya bisa mendoakan bagi almarhum semoga ditempatkan di tempat terbaik disisi-Nya," kata atlet ganda putra Muhammad Shohibul Fikri, dalam keterangan pers Humas PP PBSI.
"Kami coba berusaha selalu fokus jika sudah di lapangan, dan kami pun berjuang meraih kemenangan untuk sahabat kami almarhum Syabda, smoga bisa bikin dia tersenyum di atas sana," tambahnya.
Sebelum berlaga di turnamen BWF World Tour Super 300 itu, dipimpin oleh pelatih tunggal putra Irwansyah, seluruh anggota dalam skuad bulu tangkis "Merah Putih" melakukan doa bersama untuk Syabda dan Anik. Pemandangan tersebut tersiar melalui akun Twitter PP PBSI. "Istirahat yang tenang Syabda, kami akan selalu mengenang dan mengingatmu," cuit induk olahraga bulu tangkis tersebut, yang disertai video momen bersama saat para pemain Indonesia melakukan doa bersama.
Syabda, atlet kelahiran Jakarta 25 Agustus 2001, meninggal dunia setelah kendaraan yang dikemudikan ayahnya, Muanis Hadi Sutamto, menabrak kendaraan lain dari belakang saat melaju di jalan tol. Akibatnya, Syabda dan Anik, 49 tahun, meninggal dunia sedangkan ayahnya dalam kondisi kritis. Sementara, Diana Sakti Anistyawati dan Tahta Bathari Cahyaloka --kakak dan adik dari Syabda-- mengalami luka-luka.
Jenazah Syabda dan Anik dimakamkan di Dukuh Karaban, Desan Sumber Rejo, Kecamatan Mondokan, Sragen, Jawa Tengah, Senin (20/3).