"Untuk Fajar/Rian saya melihat ada tekanan bagi mereka sebagai pemain nomor satu apalagi terakhir-terakhir ini grafiknya tidak stabil. Itu mengakibatkan kepercayaan diri mereka menurun," kata Aryono melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Minggu (10/9).
Fajar/Rian tersingkir cepat dari China Open 2023, Selasa (5/9), seusai gagal menghentikan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen asal Denmark. Mereka kalah straight games 19-21, 19-21, di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, China. Sebelum kekalahan di babak 32 besar turnamen level Super 1000 ini, dua pekan lalu, Fajar/Rian juga kalah di babak 32 besar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Dunia 2023, setelah mendapatkan bye di babak 64 besar.
Usai laga melawan Astrup/Rasmussen, Fajar juga mengakui jika keduanya tengah berada pada fase penurunan performa pascakekalahan demi kekalahan yang dialami juara All England 2023 ini. Banyak hal yang mesti dievaluasi. "Selain teknis, faktor non-teknis kami juga harus evaluasi," tegas atlet asal klub SGS-PLN Bandung ini.
"Beberapa kali kalah di babak pertama pasti membuat lawan lebih percaya diri untuk bertemu kami. Ini yang harus kami cari solusi secepatnya," Fajar, menambahkan.
Pasca-China Open 2023, Aryono berupaya untuk mengembalikan rasa percaya diri Fajar/Rian, dengan harapan kedua pemain dapat menemukan kembali performa terbaik mereka. "Saya akan mencoba membangkitkan mental bertanding mereka, jiwa tidak mau kalahnya harus keluar lagi," katanya.
"Secara garis besar, secara keseluruhan yang perlu diperhatikan adalah faktor teknisnya. Masalah kepercayaan dirinya dan keyakinan dalam bermain perlu ditingkatkan lagi. Konsistensi permainan itu hadir bila kita dalam keadaan percaya diri," demikian Aryono.