Ketut sudah menderita cedera lutut kanan dan kiri sejak setahun kebelakang. Meski demikian, menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, cedera yang dialami Ketut tidak tergolong parah dan diharapkan bisa segera pulih dalam waktu 60 hari.
“Operasi yang dijalani Ketut tidak termasuk operasi besar, ada peradangan di lutut yang harus dibersihkan. Problemnya karena ada peradangan, dibersihkan supaya tidak ada keluhan lagi ke depannya,” tutur Susy Susanti dalam rilis PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
“Kalau di latihan tidak ada kendala, Ketut bisa latihan seperti biasa. Tapi begitu main yang berat baru terasa, nanti sembuh lagi dan kambuh lagi. Kebetulan sekarang kan lagi nggak ada turnamen, jadi ada waktu untuk operasi dan recovery,” tambahnya menjelaskan.
Saat ini, Ketut akan fokus recovery pasca operasi. Ditangguhkannya semua turnamen akibat pandemi membawa dampak positif bagi Ketut. Waktu luang ini bakal ia manfaatkan untuk mengoptimalkan proses penyembuhan kedua lututnya.
“Memang bukan operasi besar, kalau dibilang parah banget sih nggak juga, karena saya masih bisa jalan. Tapi mumpung sekarang ada waktu kosong, jadi diputuskan untuk operasi. Untuk recovery-nya tergantung dari saya juga, kalau bisa menjaga dan rajin terapi bisa sekitar dua bulan,” tutur Ni Ketut Mahadewi Istarani.
Sementara itu, Ketut menceritakan betapa takutnya ia sebelum memasuki ruang operasi, karena ini adalah pengalaman pertama baginya. Karena situasi pandemi, Ketut juga tidak bisa ditemani keluarganya dan hanya didampingi tim dari PBSI.
Namun Ketut bersyukur teman-teman sesama atlet memberikan banyak dukungan kepadanya. “Pasti takut banget, baru pertama kali masuk kamar operasi. Saya berharap sih ini pertama dan terakhir kalinya dioperasi. Masih terbayang rasanya dianestesi setengah badan. Tapi saya bersyukur dan berterima kasih banyak dukungan dari PBSI dan teman-teman saya,” ungkapnya.