PBSI Punya Rencana Ajukan Protes ke BWF

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky. (Foto: PP PBSI)
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) berencana untuk mengajukan protes kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) terkait kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Menyusul keputusan batalnya Kejuaraan Asia 2021, India Open 2021 BWF World Tour Super 500, Malaysia Open 2021 BWF World Tour Super 750 dan Singapore Open 2021 BWF World Tour Super 500, terbukti sangat merugikan bagi para pemain Asia, terutama Indonesia.

Meski sangat dirugikan dan berencana mengajukan protes, namun PP PBSI tak mau gegabah dan salah mengambil langkah. Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, pihaknya akan mengkaji ulang terlebih dahulu sebelum melayangkan protes ke BWF.

“Soal protes ke BWF, memang harus dikaji dulu. Kalau memang perlu, PBSI akan layangkan surat kepada BWF untuk peninjauan. Atau kalau memang layak untuk protes, akan kami lakukan,” kata Rionny Mainaky dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Bukan cuma itu, Rionny juga berencana melakukan koordinasi dengan Konfederasi Bulutangkis Asia (BAC). “Kalau dari BAC setuju, kami bisa mengajak negara-negara Asia yang merasa dirugikan mendukung dan mau mengajukan protes kepada BWF. Ini akan lebih bagus,” ucapnya.

Wabah virus korona ini benar-benar membuat periode kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 kacau balau. Banyak turnamen yang masuk dalam perhitungan poin Race to Tokyo batal dihelat. Akibatnya, bayak pemain yang harus kehilangan poin, tak terkecuali ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.

Akhir April lalu, Hafiz/Gloria masih berada di peringkat delapan klasemen Race to Tokyo. Posisi itu adalah batas akhir buat Hafiz/Gloria untuk bisa lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Tapi pada pekan berikutnya, mereka turun satu peringkat dan digusur pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith karena berhasil menjadi runner up di Kejuaraan Eropa 2021.

Yang jadi perdebatan adalah, BWF tetap menjadikan Kejuaraan Eropa 2021 itu ke dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Padahal, Kejuaraan Asia 2021 tidak bisa dimainkan. Artinya, pemain Eropa mendapatkan poin tambahan untuk kualifikasi ke Olimpiade. Sementara para pemain Asia, termasuk Hafiz/Gloria tidak mendapatkan poin apapun.

“Yang sangat dirugikan memang pasangan Hafiz/Gloria. Dari posisi kritis ranking delapan, turun ke ranking sembilan. Harusnya BWF lebih bijak dan netral dengan tidak memasukkan poin dari Kejuaraan Eropa ke dalam kualifikasi Olimpiade. Apalagi dengan keadaan pandemi Covid-19 ini sekarang, turnamen penting banyak yang batal. Padahal untuk mengejar atau mempertahankan poin Olimpiade sangat penting bagi pemain kami,” tandas Rionny tegas.