“Latihan sekarang ini tetap ada, mencakup teknik dan fisik, tapi hanya untuk jaga performa, stroke akurasi saja. Porsi latihannya sekitar 40 sampai 50 persen saja, yang terpenting saat ini menjaga kesehatan atlet, jadi menyesuaikan dengan kondisi atletnya. Programnya juga sesuai dengan arahan pelatih masing-masing sektor,” tutur Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Rencananya, Pelatnas PBSI akan membagi dua tahapan program latihan. Tahap pertama, yakni program latihan yang berjalan hanya 40 persen dari biasanya, mulai diterapkan pada 13 April hingga akhir Mei 2020 mendang. Sedangkan tahap kedua yang dimulai 2 Juni 2020 atau setelah Hari Raya Idul Fitri, bila situasinya semakin membaik dan kondusif, Pelatnas PBSI akan mulai menjalani program latihan intensif.
Dikatakan Susy, latihan pada tahap ini sudah mulai normal kembali, karena para atlet akan menjalani program persiapan menuju turnamen, dengan catatan seandainya kejuaraan pun sudah bisa berjalan pada Agustus 2020 mendatang. “Program latihan normal akan berjalan setelah lebaran, semoga situasinya juga sudah normal kembali,” katanya.
Sementara itu, Susy juga tetap mengimbau, khususnya kepada para pebulutangkis muda untuk lebih disiplin dalam menjaga kebugaran fisik dan performa mereka di masa-masa seperti ini.
“Atlet muda memang harus tetap latihan stroke dan akurasi, karena di bagian ini mereka masih belum matang, sehingga mereka harus lebih konsisten latihan, agar feel akurasi dan stroke-nya tidak hilang setelah lama absen turnamen dan latihan intensif,” tegasnya.