Hal tersebut dilontarkan oleh pasangan senior "Merah Putih" ini, dalam sebuah acara bincang-bincang yang dipandu oleh Helmy Yahya, yang ditayangkan via situs berbagi video YouTube. Kepada Ahsan dan Hendra, mantan direktur TVRI yang juga dilabeli "Raja Kuis Indonesia" itu bertanya, "Apa yang harus dilakukan berikutnya supaya kita (Indonesia) tetap diperhitungkan dalam cabang bulu tangkis?".
Ahsan berpendapat, "Sekarang sudah berjalan dengan benar. Fasilitas sudah ada, pertandingan juga sudah (kembali berjalan) lancar. Tapi, kembali ke atletnya."
"Sekarang, untuk ganda putra pun sudah punya tujuannya. Di ganda putra kita punya enam pasang, itu sudah punya titel semua, dan hal itu termasuk yang jarang terjadi," tambah anak dari pegawai negeri sipil di sebuah penjara di kawasan Pakjo, Palembang, Sumatra Selatan.
Umumnya, lanjut Ahsan, titel kampiun dimiliki oleh pasangan-pasangan top yang notabene telah mengantongi jam terbang tinggi. "Sekarang, Leo/Daniel sudah juara. Bagas-Fikri juara All England. Pramudya/yere juara Asia. Jadi, kita bersaing di dalam pun sudah susah. Dan ganda putra sudah di jalur yang tepat," jelasnya.
Sementara, Hendra menilai, "Yang muda-muda ini lebih disiapinlagi. Regenerasinya jangan sampai telat kayak dulu. Kayak tunggl putri, telat, kan."
Dalam video bertajuk "Smashlah Terus, The Daddies!" tersebut, Helmy juga menanyakan kapan rencana Hendra untuk gantung raket. Seraya tertawa, atlet berusia 38 tahun itu menjawab, "Nggak tau, nih. Karena saya senang (main) badminton."
"Saya juga tanya senior-senior, 'enaknya berhenti kapan?' Mereka jawab, 'udah kalau bisa main, main aja terus!'," Hendra, menirukan ucapan para pendahulunya.
Pada sisi lain, Hendra menyatakan keinginannya menjadi pelatih selepas karier sebagai pemain. Lain hal dengan pasangannya. "Ada, lah (keinginan melatih). Tapi belum kepengen banget," tutur Ahsan, yang mengungkap keinginannya untuk mencurahkan waktu bagi keluarga serta bidang usaha yang telah dirintisnya.