“Banyak turnamen yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di tahun 2020 dan kami menghargai keputusan BWF karena pertimbangan utama pasti kesehatan dan keselamatan atlet,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti sebagaimana siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
“Antisipasi dari PBSI adalah pengaturan penetapan target dan pengiriman pemain, mana saja yang harus diutamakan. Terutama mereka yang masih butuh poin ke olimpiade, tentu akan beda dengan mereka yang sudah amankan ke Olimpiade, seperti Kevin (Sanjaya Sukamuljo)/Marcus (Fernaldi Gideon), misalnya,” lanjutnya menambahkan.
Susy juga mengatakan bahwa para atlet pun harus mengantisipasi padatnya jadwal pertandingan di tahun depan dengan menjaga kondisi dan mempersiapkan diri sebaik mungkin khususnya jelang turnamen-turnamen penting pada 2021 mendatang.
Jika diurutkan, prioritas utama PBSI adalah Olimpiade Tokyo, Piala Thomas & Uber, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia dan All England.
Sementara itu, dengan mundurnya pelaksanaan tiga turnamen seri Asia 2020 ke Januari 2021, maka hal tersebut bakal membawa dampak pada pengaturan kalender kejuaraan di tahun depan. Indonesia sendiri punya satu turnamen tahunan di Januari. Yakni Indonesia Masters BWF World Tour Super 500.
Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto mengatakan bahwa dengan adanya turnamen seri Asia di Thailand pada Januari 2021 nanti, kemungkinan besar Indonesia Masters tidak akan bisa dilaksanakan. Sebab, BWF kini menggunakan pola penyelenggaraan banyak turnamen di satu negara untuk menghindari perpindahan tim dari satu negara ke negara lain yang dianggap tidak efektif dan tidak aman di masa pandemi virus korona.