Meski gelaran Piala Thomas 2020 harus tertunda setahun, tapi dengan materi pemain saat ini, tim putra Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih kampiun. Tahun ini menjadi kesempatan bagi Kevin dkk untuk merebut lambang supremasi bulutangkis beregu putra tersebut yang sudah dua dekade tak bisa diraih. Terakhir kali Indonesia mengangkat Piala Thomas, terjadi pada 2002 silam. Kala itu, Indonesia berhasil mengalahkan tim putra Malaysia dengan skor 3-2.
“Strateginya dua ganda dan satu tunggal. Yang dari pemain tunggal bisa siapa saja. Yang penting sektor ganda ini yang nggak boleh lepas,” kata Legenda bulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi menukil dari Jawapos.com.
“Untuk kejuaraan beregu, pressure-nya nggak sebesar Olimpiade. Apalagi, setelah Olimpiade itu, mereka jadi bisa evaluasi bagaimana mengatasi tekanan tersebut,” lanjut sang Juara Dunia 1995 yang pernah empat kali mengangkat Piala Thomas itu.
Selain optimistis di sektor ganda, Hariyanto Arbi juga menyoroti pemain tunggal putra Indonesia, menyusul keberhasilan Anthony meraih medali perunggu di ajang Olimpiade Tokyo 2020, kemarin. Menurut dia, pencapaian di Tokyo bisa menambah kepercayaan diri Anthony di perhelatan Piala Thomas 2020 nanti.
Tapi, lanjut Hariyanto, peluang juga bisa datang dari Jonatan maupun Shesar. “Hanya, di Olimpiade memang berbeda tekanannya. Ginting bisa ambil pelajaran dari situ. Nanti ketemunya pemain yang itu-itu saja. Jadi, siapa yang lebih siap saja. Bisa saja malah mereka (Jonatan dan Shesar) yang bikin kejutan. Karena tidak diunggulkan, pressure lebih rendah. Tinggal lihat kesiapan di lapangan,” tuturnya.
Meski sudah 19 tahun puasa gelar, namun tim putra Indonesia tercatat masih menjadi pengoleksi Piala Thomas terbanyak sejak dipertandingkan pada 1949 silam. Sejauh ini, tim putra Indonesia sudah mengoleksi 13 gelar Piala Thomas.