Olimpiade Paris 2024 - Mewujudkan Impian

Gronya Somerville (Djarum Badminton)
Gronya Somerville (Djarum Badminton)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Hanya sekitar tiga bulan tersisa di masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Para pebulu tangkis elit dunia menyatakan rasa optimistis dapat menembus ajang olahraga internasional empat tahunan tersebut. Semisal, tunggal putri andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, yang berharap dapat bertarung dan disaksikan langsung oleh kerabat serta keluarganya di Paris.

Berikut adalah pernyataan dari sejumlah atlet menjelang Paris 2024, sebagaimana dihimpun dan diwartakan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) melalui lamannya:

"Sayangnya, Olimpiade terakhir terjadi saat pandemi, jadi banyak hal yang tidak sehebat yang Anda harapkan di Olimpiade. Sehingga menambah keseruannya, semua orang menantikan kali ini untuk melihat skala Olimpiade Paris." - Gronya Somerville (Australia) | Peringkat 15 pada "Race to Paris" di nomor ganda  campuran dengan Kenneth Choo.

"Merupakan kesempatan seumur hidup yang unik untuk menyelenggarakan Olimpiade yang begitu dekat dengan negara kita. Saya lahir 400 km dari Paris, jadi rasanya seperti Olimpiade di rumah sendiri. Mudah-mudahan banyak penonton Jerman yang datang dan menonton kami." - Marvin Seidel (Jerman) | Peringkat 11 pada "Race to Paris" di nomor ganda putra bersama Mark Lamsfuß.

"Bagi setiap pemain, targetnya adalah Olimpiade. Kali terakhir, saya kecewa karena peringkat saya berada di peringkat 17 karena saya baru dapat lolos jika berada di peringkat 16. Setelah itu saya hanya ingin berjuang untuk Paris, saya benar-benar tidak peduli dengan hal lain." - Lee Cheuk Yiu (Hong Kong) | Peringkat 14 pada "Race to Paris" di nomor tunggal putra.

"Paris adalah sebuah kota selalu penuh dengan cerita keromantisannya. Bermain di sana akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan bagi kami dan keluarga kami. Ini adalah Olimpiade, ini adalah panggung terbesar." - Kerry Xu (Amerika Serikat) | Peringkat 15 pada "Race to Paris" di nomor ganda putri bersama saudara kembarnya Annie Xu.

"Bagi saya, tidak diragukan lagi bahwa Olimpiade adalah pesta olahraga terbesar. Itu adalah tahapan yang ingin dicapai oleh setiap atlet dan menunjukkan performa terbaiknya. Saya sangat bangga bisa meraih medali perak di Tokyo 2020, tetapi karena saya gagal merebut medali emas, motivasi saya untuk Paris sangat kuat. Saya ingin lebih." - Zheng Si Wei (China) | Peringkat 1 pada "Race to Paris" di nomor ganda campuran bersama Huang Ya Qiong.

"Saya sangat menantikan untuk melihat penonton kembali ke tempat pertandingan. Teman dan keluarga saya akan hadir di sana, jadi itu akan menjadi istimewa." - Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia) | Peringkat 7 pada "Race to Paris" di nomor tunggal putri.

"Ketika saya masih kecil, semua orang mengatakan kepada saya bahwa saya akan bermain di Olimpiade. Namun, saya bahkan tidak tahu apa itu Olimpiade. Kemudian ketika saya berusia 18 tahun, saya menghadiri Olimpiade dan saya sadar, ini adalah Olimpiade, dan saya harus memberikan segalanya!" - Tai Tzu Ying (Taiwan) | Peringkat 3 pada "Race to Paris" di nomor tunggal putri.

"Kami akan menggelar sesi latihan yang lebih spesifik setelah masa kualifikasi. Kami akan menggunakan sistem baru untuk persiapan menjelang Olimpiade. Kami sama sekali tidak gugup, kami cukup bersemangat." - Aaron Chia (Malaysia) | Peringkat 5 pada "Race to Paris" di nomor ganda putra bersama Soh Wooi Yik.