Hal tersebut dibuktikan lewat drama yang mempertemukan Mathew Fogarty/Seguin Bjorn melawan ganda putra Indonesia, Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan. Meski kalah, namun pria kelahiran 30 Oktober 1956 ini mampu memberikan perlawanan di game pertama dengan skor 18-21.
Kemudian pasangan Amerika Serikat ini harus menyerah 8-21 di game kedua, yang akhirnya harus membuat pebulutangkis ini angkat kopor lebih awal dari gelaran Total BWF World Championship 2015. “Pada dasarnya, saya memiliki mental seperti prajurit yang pergi dan pulang setelah perang,” kata Fogerty sebagaimana dikutip dari deccanherald.com.
Hadirnya Fogerty di kejuaraan dunia ini bisa dibilang cukup kontras. Bagaimana tidak! Di balik ajang penuh gengsi dan bertabur bintang, pebulutangkis yang sukses meraih gelar juara seniornya ketika sudah menginjak usia 43 tahun ini tetap gigih dan mampu menyelesaikan pertandingannya dengan penuh semangat.
Tentu saja kehadiran Mathew Fogarty di Total BWF World Championship 2015 ini dapat menjadi pacuan di balik munculnya sejumlah pebulutangkis muda dengan segudang talenta cemerlang yang terlahir di berbagai belahan dunia.
Bila pebulutangkis lainnya sudah mulai gantung raket di usia 30-an, tapi tidak dengan Fogarty yang masih terus berusaha mengukir prestasi di balik derasnya gempuran para atlet-atlet muda berbakat.