Lewat pertarungan yang berlangsung selama 43 menit itu, Tommy mengaku tidak mendapatkan kemenangan dengan begitu mudah. “Di awal-awal saya main terlalu hati-hati. Jadi saya tidak enak untuk masuk ke permainan saya. Tapi di pertengahan game saya mencoba untuk bisa lebih enjoy dan menikmati. Di awal game lawan lebih siap buat menyerang. Tapi pas ada peluang untuk menyamakan kedudukan, saya langsung ambil. Dia juga tidak bisa membaca permainan saya,” jelas Tommy Sugiarto.
“Meskipun tertinggal, lawan tidak putus asa. Itu yang agak menyulitkan saya. Jadi saya harus menaikkan speed saya. Saya harus bisa tahan poin dan tidak membiarkan lawan berkembang. Dia bukan pemain yang mengandalkan teknik, tapi juga punya stamina yang bagus,” lanjutnya menambahkan.
Di babak dua World Championships 2019, Tommy akan berhadapan dengan tunggal putra syarat pengalaman asal Denmark, Jan O Jorgensen. Ini akan menjadi pertemuan keempat bagi kedua pebulutangkis. Terakhir, saat saling bentrok di babak pertama Hong Kong Open 2018 BWF World Tour Super 500, Tommy kalah dalam pertarungan rubber game dengan skor 21-17, 19-21 dan 10-21.
“Saya dan Jorgensen sudah sama-sama tahu permainan. Yang bisa membedakan di lapangan nanti adalah stamina dan ketenangan fokus di lapangan,” katanya.
Tommy merupakan peraih medali perunggu World Championships 2014 lalu. Tahun ini, Tommy berharap bisa kembali mengulang keberhasilannya pada lima tahun silam.
“Saya sudah beberapa kali ikut World Championships. Jadi pasti saya ingin hasil yang terbaik. Sebelumnya saya pernah dapat bronze medal, pengennya sekarang bisa sama atau bahkan lebih. Tapi saya fokus satu demi satu babak dulu, karena ini tidak mudah. Apalagi sekarang saya merupakan pemain independent,” tandasnya.