"Dari TK disuruh orang tua latihan, tapi gak mau, gak suka," akunya.
Ihsan kecil harus ikut ayahnya ke lapangan bulutangkis lebih dulu jika ingin meminta uang saku.
"Ayo, ikut ayah dulu ke lapangan, nonton dulu nanti dikasih uang lebih," ujar Ihsan meniru ucapan ayahnya saat itu.
Lambat laun, Ihsan mulai tertarik dengan olahraga tepuk bulu ini dan mencoba latihan. Akan tetapi, semangatnya pudar kembali karena ia kerap kali merasa letih sehabis latihan.
"Lama-lama lihat orang main bulutangkis kaya yang enak, terus nyoba latihan tapi capek, jadi gak mau lagi," tuturnya.
Hingga akhirnya, pria kelahiran Tasikmalaya, 18 November 1995 ini menemukan momen yang membuatnya jatuh cinta dengan bulutangkis ketika berhasil menjuarai pertandingan di kampung halamannya sendiri.
"Meskipun pertandingan kecil, tapi saya langsung juara dan jadi kesayangan. Sama kakek juga langsung digendong. Seneng banget pokonya," kata Ihsan.
Ihsan berharap, suatu saat nanti ia dapat menjadi juara dunia seperti idolanya, Taufik Hidayat. Untuk itu, ia pun bertekad menempa diri lebih baik lagi.
"Harus latihan lebih semangat lagi karena semangat saya suka naik turun," pungkasnya sambil tertawa kecil.