Selain keterangan foto, di bagian kanan bawah foto tertera "Telefoto Kompas/Kartono Riyadi", pewarta foto yang mengabadikan momen bersejarah yang terjadi 29 tahun silam di Barcelona, Spanyol.
Memang, tak sedikit khalayak yang pernah melihat foto berjuluk "Air Mata Emas" itu. Namun banyak di antara mereka yang belum mengenal sosok di balik lensa, yakni Kartono Riyadi alias KR.
Sekadar mereka-reka ulang peristiwa bersejarah tersebut, Susi Berdiri di podium utama, diapit Bang Soo-hyun dan Huang Hua (China). Susi, kala itu berumur 22 tahun, tampak berusaha menahan emosinya. Ia gagal. Air matanya menitik saat Indonesia Raya berkumandang di Pavelló de la Mar Bella.
"Atas nama bangsa Indonesia tetesan air mata itu pun tak disia-siakan oleh KR yang dalam hal ini meliput detik-detik bersejarah keperkasaan pemain Indonesia di mata dunia internasional dalam olahraga bulu tangkis," demikian Atok Sugiarto menuliskan melalui buku Fotobiografi Kartono Riadi.
Oscar Motuloh, jurnalis yang kini menjabat Kepala Divisi Museum dan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA, menyebut foto "Air Mata Emas" sebagai puncak kulminasi KR sebagai wartawan foto. Sementara Atok menilai, keberhasilan KR mengabadikan momen tersebut serupa dengan apa yang disebut oleh Henri Cartier-Bresson sebagai the decisive moment.
"Saya merasa sangat senang dan bangga, berhasil mengabadikan momen itu," KR, mengomentari hasil bidikannya yang kemudian dimuat di samping kepala berita harian Kompas pada awal Agustus 1992. "Semoga bisa berkelanjutan," KR, menambahkan.
Maksud fotografer asal Pekalongan yang terlahir dengan nama Go Joe Kiat ini, "berkelanjutan" agar kelak generasi berikut mampu menorehkan sejarah serupa. Di lain sisi, "berkelanjutan" juga bagi wartawan foto lain agar mampu memperoleh hal sejajar mengenai momen.
"Kalau Susi Susanti dari arena olahraga bulu tangkis meneteskan air mata emas karena berhasil mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Olimpiade Barcelona 1992, maka KR menitikkan air mata keharuan karena berhasil memperoleh, tidak saja liputan berita foto tetapi juga ikon foto jurnalistik Indonesia," tulis Atok di prolog buku terbitan tahun 2011 tersebut.
KR, yang berpulang pada 31 Agustus 2005 dalam usia 60 tahun, adalah wartawan foto yang mampu membuat artefak bagi fotografi Indonesia di ajang yang sangat penting di bawah kolong langit.