Alwi Farhan dan Usia Keemasan pada Olimpiade 2028

Alwi Farhan (Humas PP PBSI)
Alwi Farhan (Humas PP PBSI)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Pelatih bulu tangkis Mulyo Handoyo berpendapat, Juara Dunia Bulu Tangkis Junior 2023 Alwi Farhan perlu diberikan program akselerasi percepatan, agar atlet berusia 18 tahun itu dapat berkembang lebih cepat menuju level senior yang lebih tinggi, seperti Olimpiade 2028. Mantan pelatih pebulu tangkis legendaris Taufik Hidayat itu menilai, Alwi adalah aset aset berharga yang perlu dibina dengan baik, karena akan menjadi andalan masa depan bulu tangkis Indonesia.

"Pemain ini (Alwi) menurut saya bisa mencapai puncaknya di Olimpiade 2028. Kalau Olimpiade 2028, dia, kan, baru umur 23 tahun. Itu golden age-nya di sana, sehingga kalau kita salah, habis hilang waktunya," kata Mulyo.

Menurut Mulyo, kejuaraan dunia bulu tangkis junior adalah patokan bagi gambaran pemain senior di masa mendatang, mengingat banyak pemain senior saat ini awal suksesnya berasal dari kejuaraan junior tersebut. Ia juga menyatakan, prioritas utama yang harus dilakukan adalah membantu pemain muda naik ke level berikutnya. Banyak juara di Asian Games dan bahkan juara dunia sebelumnya adalah mantan juara junior, yang menunjukkan bahwa pemain muda memiliki potensi besar.

"Ini aset yang bagus sehingga mesti harus ada program akselerasi percepatan untuk anak ini supaya dia lebih cepat berkembang menjadi senior. Paling nggak, ada prioritas supaya dia dapat naik level ke tingkat lebih tinggi," paparnya, seperti dilaporkan Antara.

Prioritas utama yang harus dilakukan, lanjutnya, adalah membantu pemain muda naik ke level berikutnya. Banyak juara di Asian Games dan bahkan juara dunia sebelumnya adalah mantan juara junior, yang menunjukkan bahwa pemain muda memiliki potensi besar.

Alwi mengukir sejarah dalam kejuaraan dunia bulu tangkis junior 2023 di The Podium Arena, Spokane, Washington, Amerika Serikat, akhir pekan lalu, dengan menjadi pebulu tangkis Indonesia pertama yang menjuarai nomor tunggal putra Kejuaraan Dunia Junior BWF. Ia naik ke podium teratas seusai mengalahkan unggulan ketiga asal, Hu Zhe An, melalui rubber game 21-19, 19-21, 21-14 dalam laga selama 65 menit.

Apresiasi juga diberikan Mulyo kepada pebulu tangkis tunggal putri Chiara Marvella Handoyo yang menjadi runner-up dan menyumbang medali perak di kejuaraan tersebut. Di partai final, Chiara seperti tampil antiklimaks saat melawan Pitchamon Opatniputh asal Thailand. Hanya dalam 33 menit, Chiara menyerah kalah 11-21, 9-21. "Mencapai juara dan runner-up kita apresiasi sangat luar biasa dan ini modal besar buat bulu tangkis Indonesia semestinya. Keberhasilan ini paling nggak masa depan bulu tangkis kita semestinya masih cemerlang," pungkasnya.