Juara di Tengah Pandemi, Praveen/Melati Rayakan Kemenangan Dengan Mengisolasi Diri

Selebrasi kemenangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia).
Selebrasi kemenangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia). (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pasca meraih gelar juara di ajang All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Minggu (15/4), ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti harus merayakan kemenangan mereka dengan melakukan isolasi mandiri di asrama Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, terhitung mulai 17 Maret lalu. Hal ini dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan wabah virus Corona atau COVID-19 yang belakangan tengah menjadi pandemi secara global.

Saat ini, Praveen/Melati sudah menjalani hari keenam masa isolasi mandiri sepulangnya dari Birmingham, Inggris. Rencananya mereka akan harus menjalani isolasi ini selama 14 hari hingga 31 Maret mendatang. Dengan demikian, maka tradisi penyambutan juara All England yang biasa dilakukan di Indonesia, untuk kali ini terpaksa harus ditiadakan demi menjaga kesehatan dan keselamatan semua pihak yang terlibat.

“Nggak apa-apa, demi kebaikan semuanya. Memang agak berkurang euforia-nya. Rasanya senang juara tapi ada rasa khawatir,” kata Melati Daeva Oktavianti soal penyambutanjuara All England 2020, seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.

“Ya ini juga jadi satu tanggungjawab kita mengikuti aturan untuk kepentingan bersama,” tambah Praveen Jordan.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Praveen/Melati sukses merebut tahta juara All England 2020 BWF World Tour Super 1000 usai mengandaskan ganda campuran Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan skor 21-15, 17-21 dan 21-18. Meski begitu, Praveen menuturkan bila juara di kompetisi bergengsi dalam kondisi pandemi COVID-19, bukanlah suatu hal yang mudah, karena harus sedikit melupakan isu yang ada dan fokus pada setiap pertandingan.

“Rasanya pasti senang karena kita bisa membuktikan, di tengah wabah virus corona kita bisa jadi juara. Waktu di sana sih saya nggak ada rasa khawatir, mungkin karena terlalu fokus ke pertandingan,” tutur Praveen.

“Khawatir itu pasti ada di tengah wabah Corona begini. Tapi nggak terlalu mikirin ke situ. Lebih fokus ke pertandingan. Saya tetap jaga diri, seperti cuci tangan dan sebagainya,” sambung Melati.

Bagi Praveen, ini merupakan gelar All England keduanya. Sebelumnya, ia pernah berada di podium tertinggi besama Debby Susanto pada 2016 lalu. Sedangkan bagi Melati, ini menjadi gelar pertamanya yang sudah ia impikan sejak kecil. “Rasanya jadi juara All England? Pasti seneng banget dong, ada rasa bangga karena dari dulu pengin banget gelar All England,” ungkap Melati.

“Sekarang bisa juara lagi dengan partner berbeda, ini yang membuat saya tambah senang,” kata Praveen.

Sementara itu, selama menjalani masa isolasi mandiri, Praveen memilih bermain game untuk menghilangkan kejenuhan. Sedangkan Melati punya rutinitas menonton drama Korea. “Di kamar selama isolasi sih nggak ngapa-ngapain, paling telepon keluarga atau main game. Sama olahraga sendiri saja biar tetap fit badannnya,” jelas Praveen.

“Di kamar lebih banyak istirahat, makan, tidur, repeat! Hahaha. Tapi pelatih minta untuk tetap gerak dan jaga kondisi fisik, stretching di kamar. Selebihnya mungkin nonton drama Korea, hahaha,” beber Melati.